Aku termangu mengingat perjalananku, perjalanan panjang sekitar seratus minggu lagi. Mataku Cuma bisa menerawang semak-semak yang di guyur hujan di sekeliling rumahku. Angin berbau malam membuat jiwaku bertambah ciut. Dapatkan cerpen ini selengkapnya di :
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar